Roti berbentuk bundar dengan diameter hingga 30 cm dan ketebalan 1 cm ini dibuat dari gandum yang dipanaskan dalam tungku tradisional.


Warga setempat selalu menjadikan makanan ini sebagai menu sarapan harian mereka, selain praktis tamis pun dapat dikatakan sebagai makanan yang sangat murah. Sepotong roti yang bisa dimakan hingga 3 orang (standar orang indonesia) ini bisa didapat cukup dengan 1 riyal saja.


Di Saudi, roti tamis lebih banyak dijual oleh para pendatang dari Afghanistan, namun sebenarnya roti ini juga banyak menyebar hingga ke Pakistan. Nama tamis sendiri konon diambil dari bahasa Persia (Nan Tamiz) yang artinya roti bersih.


Untuk menikmati roti ini warga setempat biasa menjadikan berbagai sayur (qilabah) dan kacang-kacangan (ful) sebagai sambal cocolannya.


Adapun rotinya sendiri pun disajikan dalam beberapa pilihan. 'Ady yang paling sederhana dan agak tebal, Biskuit yang lebih tipis, Simsim yang aromanya lebih menggoda berkat taburan wijen, atau Jubnah dengan rasa keju.


Warung Tamis semacam ini bisa didapati di seluruh penjuru kota, dibuka dari bakda subuh hingga menjelang siang.